Pages

Friday, October 25, 2013

PLN Bersih? Bisa!




“Sudah 2 jam nih, kapan nyalanya?”


“Aduh, anakku terpaksa belajar pake lilin.”


PLN oh PLN, mati lampu kok kayak minum obat saja. Tiga kali sehari :D”


Hmm, malam itu status update teman-teman hampir senada. Di facebook, twitter, BBM, keluhannya sama. Soal mati lampu (listrik). 


Belum lagi keluhan pengusaha kecil baik di televisi maupun koran tentang seringnya listrik mati yang menghambat usaha mereka. Bahkan beberapa terancam gulung tikar. Betapa miris.


Sepertinya pemadaman listrik semakin menjadi kebiasaan. Padahal tarif listrik baru saja naik. Di sisi lain, masih banyak rakyat Indonesia yang belum bisa menikmati listrik, terutama di pelosok negeri. Ditambah lagi menurut Menteri ESDM Jero Wacik seperti dilansir www.kompas.com, hingga tahun 2013 PLN memiliki hutang sebesar 210 trilyun rupiah. Sebuah angka yang fantastis.

Maka PLN harap maklum jika masyarakat mengeluh dan mempertanyakan kinerjanya. Mengapa PLN masih saja keteteran melayani masyarakat? Padahal menurut Jero Wacik, sejak 2009 sampai saat ini, listrik Indonesia mengalami pertumbuhan dari 16.000 MW menjadi 46.300 MW (www.finance.detik.com, 2013). 


Secara kasat mata, pertumbuhan ini memang lumayan signifikan. Namun bagaimana kenyataan di lapangan? Masyarakat masih saja mengeluh soal listrik. Yang pemadaman lah, kurang pasokan lah, bahkan belum terjangkau listrik. 


Sebagai salah satu BUMN di Indonesia, PLN mengelola dana yang bersumber dari APBN senilai trilyunan rupiah. Dengan dana yang dikelola sebesar itu, tentu saja PLN rawan praktik-praktik ‘tak bersih’. Diperlukan komtmen kuat bagi segenap awak PLN dari atas hingga bawah untuk mewujudkan PLN Bersih. Tentu saja alangkah baiknya jika para top manajemen memberi contoh dalam hal ‘bersih-bersih’ ini.


Secara internal, yang perlu digarisbawahi adalah proses pengadaan proyek / Pengadaan Barang dan Jasa dalam lingkup PLN


Seperti diketahui, keseharian PLN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat tentu memerlukan dan menggunakan berbagai komponen untuk mendukung operasionalnya. Dari pembangunan infrastruktur seperti proyek-proyek pembangkit listrik, hingga sistem informasi pelanggan. Kesemuanya itu memerlukan ‘pihak ketiga’ sebagai rekanan PLN.
 
Pembangkit listrik PLN
(sumber: www.republika.co.id)

Berkaitan dengan hal di atas, jika ingin berbenah diri, PLN bisa memulainya dengan:


1.   Upayakan proses pengadaan yang efektif dan efisien.

Para pejabat/personil yang terlibat dalam proses pengadaan harus memahami dan mempraktekkan prinsip-prinsip pengadaan yang baik dan benar. Sehingga diperoleh produk dari pihak ketiga atau rekanan (baik berupa proyek pekerjaan konstruksi, jasa konsultansi/perencanaan dan jasa lainnya) yang sesuai spesifikasi dengan biaya seefisien mungkin. Praktek pengadaan yang transparan, terbuka, bersaing, adil dan tidak diskriminatif juga harus diupayakan.


2.   Hilangkan praktik – praktik yang menjurus kepada korupsi.

Sekali lagi, hal ini juga penting dalam proses pengadaan di lingkup PLN. Sebisa mungkin diupayakan PLN Bersih yang bebas dari penyuapan, pemerasan, penggelapan, penyalahgunaan wewenang, pilih kasih atau favoritism dan nepotisme. Konsekuensinya, hanya rekanan yang ‘bersih’ pula yang bisa bekerjasama dan melaksanakan proyek-proyek PLN. Hasilnya? Diharapkan proyek berjalan dengan baik, tepat sasaran, tepat jadwal, dan efisien tanpa menghamburkan dana, apalagi yang diambil dari APBN. Dengan infrastruktur dan segala komponen lain yang terpenuhi dengan baik, maka pelayanan PLN kepada masyarakat pun akan lebih optimal.


3.  Efisiensi mekanisme proyek

Diperlukan ‘keberanian’ (dan tentu saja komitmen) dari para petinggi atau pihak yang berwenang di PLN untuk mengambil kebijakan pemangkasan birokrasi untuk efisiensi pelaksanaan proyek.  Jangan ada lagi perantara proyek atau makelar. Dengan demikian, biaya pengadaan proyek lebih murah, dan harga proyek (maupun produk) yang ‘dibeli’ PLN akan murah juga karena diperoleh langsung dari pihak penyedia. Akan ada milyaran rupiah uang negara yang bisa dihemat, dan bisa dimanfaatkan untuk pengadaan proyek yang lain.


Selain itu, untuk mendukung program PLN Bersih, pelayanan masyarakat secara langsung juga perlu dicermati. Beberapa masukan dari teman-teman sesama pemakai listrik dan pelanggan PLN di antaranya:

1.   Hilangkan pungli dari petugas PLN

Misalnya untuk pelayanan pendaftaran sambungan baru, dan perbaikan jaringan listrik. Seorang teman pernah dipungut biaya tak resmi dengan alasan untuk ‘mempercepat’ penyambungan listrik di rumahnya. Mungkin ini hanya ulah sebagian oknum, namun bisa mencoreng nama baik PLN secara keseluruhan.

2.   Respon yang cepat dalam menangani keluhan pelanggan / gangguan listrik

3.   Tersedianya akses pengaduan ‘kecurangan’ petugas


Dan rupanya PLN cukup serius dalam upaya perwujudan PLN Bersih. Di dalam web PLN Bersih dipaparkan komitmen PLN menuju PLN Bersih dengan berlandaskan empat pilar berjuluk PITA (Partisipasi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas) yang telah mencakup semua aspek ‘bersih’ secara menyeluruh, tak hanya soal pengadaan barang dan jasa saja. 

Penandatanganan Deklarasi PLN Bersih
(sumber: www.pln.co.id)


Saat ini PLN juga telah menyediakan media komunikasi agar lebih mudah diakses oleh masyarakat luas, yaitu melalui Call Center 123, SMS PLN Peduli 081281022000, e-mail pln123@pln.co.id, bahkan akun media sosial Facebook (PLN 123) dan twitter (@pln_123). Publik juga bisa memperoleh layanan online via www.pln.co.id. Melalui web tersebut kita bisa mengakses segala informasi mengenai PLN, termasuk laporan keuangannya.

Kemudahan akses tanpa batas dari PLN
(sumber: www.pln.co.id)

Sementara itu, sambil PLN berbenah diri, kita sebagai blogger bisa aktif menulis di blog dan menyiarkan berita tentang pelayanan listrik di masyarakat dan suara pelanggan. Apalagi PLN juga telah membuka pintu dengan diadakannya kumpul bareng blogger berbincang anti-korupsi dalam acara "Blogger Berbicara PLN Bersih" beberapa waktu lalu.


Tak lupa, apresiasi pun harus diberikan kepada PLN untuk setiap langkah perbaikan. Hal ini bisa memotivasi PLN untuk selalu meningkatkan kualitas kinerjanya dan bersemangat untuk mewujudkan PLN Bersih


Sukses selalu untuk PLN dengan program PLN Bersih-nya. Semoga semakin komit dengan ditetapkannya Dirut PLN Nur Pamudji sebagai peraih Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2013 kategori pejabat Badan Usaha Milik Negara.


So, PLN Bersih? Pasti bisa!


***

Referensi:
  • http://finance.detik.com/read/2013/10/16/102906/2386688/1034/jero-masyarakat-tambah-ac-dan-tv-berapapun-listrik-dibangun-tetap-kurang
  • http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/04/16022377/Jero.Utang.PLN.Rp.210.Triliun
  • www.pln.co.id
  • www.plnbersih.com

1 comment:

  1. Harapan saya buat PLN, semoga PLN segera memenuhi kewajibannya untuk menyediakan listrik di daerah terpencil dan pelosok. Ya, semoga intensitas mati lampu / listrik tidak sering dilakukan, Sukses selalu PLN ^^

    ReplyDelete