Pengen cerita tentang
sakitnya Nadaa kemarin.
Jadi pulang sekolah hari
Kamis 2 minggu lalu, Nadaa mengeluh lemes. Keesokan harinya mulai agak panas. Seperti
biasa, hari Jumat sekolahnya libur.Tapi namanya bocah, dia masih saja main bersama
Hilmy dan teman-temannya di rumah. Berhubung masih terlihat aktif, Sabtunya
Nadaa masih saya suruh untuk sekolah. Baru mulai hari Senin saya meminta Nadaa
untuk tidak sekolah.
Selama panas itu, saya
memberi Nadaa madu, tiga kali sehari. Sengaja menghindari dulu dokter dan
obat-obatan. Sebetulnya hari Senin malam rencana mau ke dokter, tapi ndilalah Hilmy sudah keburu tidur sejak sore.
Jadi baru hari Selasa (sore, pulang kantor)saya bawa Nadaa pergi ke dokter dan langsung
minta sekalian cek darah.
Nah sebelum diambil darah
sama dokter, pastilah Nadaa diperiksa. Panasnya sudah 38 derajat. Ada sedikit
pembengkakan pada amandelnya. Saya masih berharap panasnya ‘hanya’ karena
radang. Bukan DB atau typhus. Lidahnya pun bersih, tidak putih-putih/kotor.
Lalu dokter memeriksa
kulit lengannya di siku bagian dalam. Jadi lengannya ‘diikat/dikencangkan’ dulu
menggunakan alat pengukur tensi darah, trus dilihat menggunakan senter apakah
ada bintik-bintik merah di bagian siku dalam tadi. Daaan, ternyata ada.
Titik-titik kecil berwarna merah.
(Dulu kirain
bintik-bintik merah indikasi DB itu bentuknya seperti bintik-bintik kecil habis
digigit semut. Ternyata bintik-bintik merahnya cuma seukuran titik-titik yang
sangaaat kecil).
Dokter bilang, jika
titik-titik tersebut berjumlah lebih dari 10 buah, biasanya sih pasien memang menderita
DB alias demam berdarah. Tapi tidak selalu. Makanya kami diminta untuk menunggu
hasil tes darah dulu.
Dokter (dan saya) masih
berharap, panasnya Nadaa ‘hanya’ karena radang tenggorokan saja. Sebelum
pulang, dokter memberi antibiotik untuk radangnya. Nah, ini yang saya hindari
dari awal. Antibiotik lagi, antibiotik lagi. Kasihan badan anak-anak.
Terpaksa antibiotiknya
saya minumkan juga untuk Nadaa. Plus saya buatkan juga jus jambu biji. Duh,
menyesal juga kenapa tidak dari sebelum-sebelumnya pas baru awal-awal panas
saya beri Nadaa jus jambunya.
Besoknya, Rabu siang pas
istirahat kantor, saya cek demam Nadaa sudah agak turun. Sorenya, kami ke
dokter lagi untuk mengambil hasil tes darahnya. Demam Nadaa sudah tinggal ‘anget’
saja. Berharapnya sih, bukan DB. Juga bukan typhus.
No comments:
Post a Comment