Pages

Monday, February 21, 2011

Jadi Pembantu di Rosa-Rosa

“Praaang..!!”
Astaghfirullahal’adzim, bisikku. Sesaat jantungku serasa berhenti berdetak. Dengan putus asa aku menatap pecahan kaca bening di hadapanku. Vas bunga dari kaca setinggi nyaris 1 meter itu kini hancur berkeping-keping. Lantai pun basah oleh air sabun yang seketika tumpah.

Saturday, February 19, 2011

Menjadi Ibu, Membukakan Mataku


“Bundaku..!” terdengar suara melengking khas anak-anak.
“Bundaku, wek..!!” sahut anak lainnya, terdengar lebih tinggi.
“Bukan! Bundaku..!!
“Bundaku..!!”
“Bundaaa...!!”

Suara ramai kedua bocah itu semakin tinggi. Aku tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka.

Monday, February 14, 2011

when we had a talk

Ah, dia di sana. Terlihat sibuk mengambil syal dan winter coatnya yang tergantung. Sesaat dia nampak sibuk mangaduk-aduk tas ranselnya. Mencari sesuatu. Benar saja. Sarung tangan biru tua kini telah membungkus jemarinya.

Wednesday, February 9, 2011

peti rahasia

Lelaki dan puisi:

Tlah kusimpan sebuah peti
Di salah satu sudut hati
Rapi. Tersembunyi.

heart's note

[lelaki]

Sekali lagi. Pagi ini kulihat ada luka di matanya. Mata yang binar dan kerjapnya tak bosan kunikmati kala kami bertukar cerita di sela obrolan makan siang, di lift, atau di perjalanan dari dan menuju parkiran motor.