Postingan sebelumnya:
Jadi akhirnya malam itu
juga, Kamis tanggal 26 September 2013, sekitar pukul setengah sepuluh, saya
membawa Nadaa ke rumah sakit.
Sebenarnya kasihan juga
melihat Nadaa harus ditusuk lagi lengannya untuk diambil darah dan diinfus
(lagi), tapi daripada galau dan bingung rawat sendiri di rumah. Sedihnya lagi,
kamar utama yang dipesan sebelumnya sudah keburu terisi. Nadaa terpaksa harus
berbagi kamar dengan seorang pasien lainnya, di kamar Kelas I. Hilmy pun
terpaksa tidur di tikar bersama saya.
Oleh perawat saya
ditanya, Nadaa sudah diberi suntikan apa saja, karena ternyata di rujukan dari
Dokter R tidak tertulis secara rinci status medis Nadaa dan obat apa saja yang
diberi. Hanya tertulis DB dan terapi injeksi. Injeksinya apa saja? Saya hanya
bisa menjawab: antibiotik, anti radang, dan vitamin, seperti jawaban Suster I
kepada saya tempo hari. Antibiotik apa? Entahlah. Ah, sekali lagi saya kecewa
terhadap Dokter R.
Saya pun agak menyesali
keadaan. Jika saja sejak awal saya langsung membawa Nadaa ke RS dan tidak usah
menuruti anjuran Dokter R untuk home-care, tentu Nadaa mendapat kamar utama
yang lebih nyaman sesuai yang dipesan. Tentu tidak akan ada injeksi antibiotik
yang ‘tanda-tanya’ dan kemungkinan bisa tidak tuntas pemberiannya. Tentu Nadaa
tidak akan kesakitan karena harus mengulang tusukan infus dan pengambilan
darah. Dan serentetan ‘jika saja’ dan ‘tentu’ lainnya..
Ohya, satu lagi yang
membuat saya kecewa. Di rumah, Dokter R menganjurkan Nadaa untuk mengkonsumsi
P****iSweat dan jus jambu. Ternyata di RS, Nadaa dilarang minum kedua jenis
minuman tersebut, karena selain DB dia juga menderita typhus. Sedangkan minuman
tadi rasanya asam sehingga bisa melukai ususnya yang sedang ‘bermasalah’. Nah lho.
Bagaimanapun, saya masih
harus bersyukur karena kondisi Nadaa tetap stabil, tidak panas lagi, hanya
terlihat sedikit lemah karena kesakitan di lengannya dan kurang istirahat malam
hari itu. Alhamdulillah besok malamnya (Jumat malam), Nadaa bisa berpindah
ruang perawatan ke kamar utama. Lebih nyaman, lebih private, istirahatnya pun bisa lebih tenang.
Ya, ya. Fainna ma’al ‘usri
yusroo. Bersama kesulitan, ada kemudahan.
(bersambung)
Sambungannya ada di link berikut: (7) Alhamdulillah, di Rumah Lagi
No comments:
Post a Comment