Pages

Thursday, July 4, 2013

CERITA TENTANG MIMPI


berawal dari suka membaca
(gambar diambil dari sini)



Bicara tentang mimpi masa kecil, ingatan saya langsung melayang kepada sesosok bocah yang asyik duduk bersila di lantai, dengan majalah Bobo di pangkuannya. Di sebelahnya masih bertumpuk beberapa majalah Bobo lainnya.

Bocah itu adalah saya. Sukaaa sekali membaca majalah Bobo lawas koleksi bulik (tante), yang tersimpan sebanyak satu lemari! Wah, bagi saya lemari itu beserta isinya laksana harta karun tak ternilai.


Sebetulnya saya juga langganan Bobo. Tapi tiap kali majalahnya datang, akan langsung habis dibaca, dan saya langsung kekurangan bacaan lagi. Jadilah pojokan samping lemari majalah di rumah bulik menjadi pelarian favorit saya.

Nah, saat-saat itu, saya membayangkan alangkah enaknya jika menjadi Nirmala, peri dari Negeri Dongeng , salah satu cergam di majalah Bobo. Memiliki tongkat ajaib yang bisa menyulap apapun yang dibutuhkan, atau diinginkan, hahaha. Khayalan saya waktu itu, adalah menyulap bertumpuk-tumpuk majalah Bobo yang tak akan habis dibaca sampai kapanpun! Hehe, alangkah naifnya.
 
Sempat mimpi menjadi Nirmala,
eh maksudnya memiliki tongkat Nirmala :D

(gambar diambil dari sini)


Tentu saja impian itu tak kunjung menjadi kenyataan. Lama-lama koleksi Bobo di lemari bulik pun habis saya baca. Setelahnya saya hanya bisa membaca majalah Bobo terbaru yang diantar loper majalah seminggu sekali.

Lalu impian saya berubah. Saat kelas 4 SD, saya bermimpi tulisan saya muncul di Bobo. Saya pun mulai rajin menulis puisi (menulis cerpen masih terlalu ‘berat’ bagi saya waktu itu). Tapi entahlah, puisi-puisi itu urung saya kirim ke redaksi. Kelas 6 SD saya menulis sebuah cerpen (anak). Tapi lagi-lagi, cerpen itu hanya sekedar menjadi penghuni buku tulis saya.

Masa-masa SMP dan SMA sepertinya impian menjadi penulis terlupakan. Walaupun hobi baca majalah terus jalan (sejak SD saya terbiasa juga membaca majalah Femina dan Kartini milik ibu, juga majalah Gadis, Anita Cemerlang dan Hai milik tetangga dan saudara). Saya baru mulai menulis cerpen lagi ketika kuliah. Sempat saya ketik rapi – dengan mesin tik manual – daaaaan teteup, saya tidak pede untuk mengirimkannya ke media (padahal seharusnya tinggal kirim saja ya).

Saya serius kuliah. Teknik Sipil. Berharap untuk menjadi pekerja kantoran setelah lulus nanti. Asal bukan sebagai pegawai negeri. Entahlah, saya tak suka dengan image pegawai negeri yang kurang ‘asik’ menurut saya, hehehe *alasan yang  tak jelas sangat*

Dan memang, setelah lulus saya bekerja di perusahaan swasta. Impian menjadi penulis terpendam begitu saja. Tapi diam-diam, saya menyimpan mimpi lain: sekolah gratis di luar negeri.

Menikah dan memiliki anak, membuat saya agak kerepotan dengan pekerjaan kantor yang menyita waktu. Kadang pulang malam, tak jarang hari libur pun tetap ngantor. Ketika suatu saat diadakan seleksi CPNS (calon pegawai Negeri Sipil), saya pun iseng  mengikutinya, dengan harapan jam kerja sebagai PNS akan lebih pasti dibandingkan di swasta, dan saya akan memiliki waktu lebih untuk keluarga. Ternyata saya lolos seleksi itu. Lalu resmilah saya sebagai PNS, ‘termakan’ omongan sendiri di masa lalu, ahahaha.

Menjadi PNS ternyata membuka peluang saya untuk mewujudkan mimpi diam-diam saya tadi, yaitu sekolah di luar negeri. Saya mengincar beasiswa ADS (Australia). Dua kali apply tapi dua-duanya gagal, hehe. Rupanya jodoh saya justru di beasiswa STUNED alias NESO (Belanda). Alhamdulillah, justru lewat ‘jalur’ PNS yang sama sekali bukan cita-cita saya, impian untuk kuliah gratis di luar negeri akhirnya dapat terwujud.

Mimpi belakangan yang terwujud duluan: kuliah di LN
 
Impian lama menjadi penulis baru muncul kembali sekitar dua – tiga tahun belakangan ini. Maraknya FB dan social-media memperluas peluang untuk belajar menulis dan ‘mencuri ilmu’ dari penulis di luar sana. Teknologi dan internet menyederhanakan proses pengiriman tulisan ke media.

Saya mulai menulis lagi. Kali ini tak lagi tersimpan sia-sia, karena saya mengirimkannya ke media. Alhamdulillah, beberapa tulisan berhasil 'tembus' dan dimuat.  Daaaan.. tiga di antaranya ada di majalah Bobo! Horeee.. impian masa kecil saya terwujud juga! Hahaha, senangnyaaa..

beberapa tulisan di media: mimpi lama yang mulai nyata
 
Sayang belakangan ini saya mulai jarang menulis lagi. Rupanya pekerjaan PNS bisa juga menyita waktu, hehe *alasan*. Padahal masih belum banyak tulisan saya. Blog saja tak terurus, sekian lama tak di-update.

Doakan, semoga saya bisa bangkit menulis lagi, dan konsisten menulis. Inginnya sih bisa menjadi penulis profesional. Bisa nggak ya? ^_^




1 comment:

  1. InsyaAllah bisa, asal rajin nulis :p Hihi, smaa dong suka Bobo. Saya juga (sampe sekarang) tapi gak pernah kirim tulisan di sana soalnya nunggu setahun baru diterbitin :p

    terima kasih, sudah terdaftar ^^

    ReplyDelete