Pages

Wednesday, June 13, 2012

Mudahnya Memiliki Rumah Idaman dengan KPR BCA


gambar diambil dari sini
Siapa sih yang tidak ingin punya rumah sendiri? Apalagi bagi orang yang sudah berumah tangga, tentulah ingin tinggal di rumah sendiri, bukan mengontrak atau tinggal bareng mertua. 

Menjadi ‘kontraktor’ terus menerus tidaklah nyaman. Kalau habis masa kontrakan harus repot mencari kontrakan baru. Mau beli barang atau mempercantik rumah, masih harus berpikir dua-tiga kali, karena rumah yang dihuni bukan rumah sendiri. Tinggal di rumah mertua juga seringkali menimbulkan konflik antara mertua-menantu. Jadi, paling nyaman dan ‘merdeka’ memang tinggal di rumah sendiri. Bebas mengatur interior, bebas pula jika sewaktu-waktu ingin merenovasi tempat tinggal.


Sayangnya semakin hari harga rumah semakin melangit. Menunggu tabungan mencukupi, rasanya terlalu lama, malahan bisa jadi ‘kalah’ dengan inflasi dan harga rumah semakin melonjak. Jadi bagaimana dong, jika dana memang belum cukup untuk membeli rumah? Jawabannya adalah KPR alias Kredit Pemilikan Rumah. KPR merupakan salah satu solusi perbankan bagi mereka yang menginginkan untuk segera memiliki rumah pribadi, sebuah hunian yang nyaman untuk keluarga.

Seperti pengalaman pasangan muda; Emma –- adik saya, dan suaminya Rudy -- berikut ini.

Setelah mengontrak rumah selama setahun, mereka berpikir untuk segera mewujudkan salah satu rencana masa depan mereka, yaitu memiliki rumah sendiri. Mereka menyadari, semakin ditunda untuk membeli rumah, harganya akan semakin mahal. Kebetulan ada salah satu tetangga di kompleks rumah kontrakan mereka yang berniat untuk menjual rumahnya. Lokasi strategis dengan lingkungan yang aman dan sudah dikenal baik, plus desain rumah yang cantik dengan luas tanah yang relatif lapang; betul-betul sebuah kriteria hunian ideal bagi pasangan muda ini.

Karena dana mereka belum mencukupi untuk membeli rumah tersebut secara cash, Rudy dan Emma pun sepakat untuk menggunakan KPR. Ya, tidak hanya untuk pembelian rumah baru, fasilitas KPR pun bisa digunakan untuk membeli rumah second. Dengan KPR, Rudy dan Emma cukup menyiapkan dana untuk uang muka pembelian rumah.

Sekarang ini banyak bank yang memiliki dan menawarkan fasilitas KPR dengan berbagai iming-iming kemudahan dan promosi. Rudy dan Emma pun  segera survey dan mencari tahu KPR bank apa yang sekiranya cocok dan paling ‘menguntungkan’. Setelah browsing, membaca brosur, dan konsultasi dengan beberapa bank, akhirnya Rudy dan Emma menjatuhkan pilihan pada KPR BCA, salah satu produk perbankan yang disediakan oleh BCA.

Rudy mengungkapkan keunggulan KPR BCA, yang dia kutip dari www.bca.co.id:
  • Suku bunga kompetitif serta floating yang rendah dan stabil
  • Bisa lunas lebih awal tanpa penalti
  • Program Fix & Cap: Fix 3 tahun pertama dan Cap untuk 2 tahun selanjutnya, nilai bunga maksimal 10%
  • Dapat men-top up jumlah pinjaman
  • Syarat mudah dengan pelunasan dipercepat baik sebagian maupun seluruhnya, kecuali untuk program-program KPR BCA. Penawaran khusus dengan developer kerjasama KPR BCA
  • Kepastian bunga dengan program bunga Fix & Cap
  • Bunga rendah, stabil, dan angsuran ringan

Alasan lain mereka memilih KPR BCA adalah kemudahan transaksi di bank BCA. Ada banyak pilihan bertransaksi bagi nasabah BCA; selain transaksi tunai dan non tunai via ATM BCA, ada pula fasilitas internet banking dan mobile banking. Semua ini tentunya memudahkan Rudy dan Emma dalam melakukan pembayaran KPR BCA.

Selain itu, “Kami juga terkesan dengan layanan perbankan  BCA yang ramah, cepat, dan lengkap. Betul-betul sangat membantu dan menguntungkan nasabah,” imbuh Rudy yang segera ditimpali oleh anggukan setuju Emma.

Berkat KPR BCA, Rudy dan Emma bisa segera memiliki sebuah rumah idaman, tanpa perlu menunggu bertahun-tahun. Bahkan mereka tertarik untuk berinvestasi dengan properti, yaitu membeli satu rumah lagi untuk kemudian disewakan, sehingga mereka bisa memiliki passive income. Pasangan muda ini menginginkan kelak akan bisa memiliki kebebasan finansial dengan berinvestasi di properti.

Wow, dengan KPR BCA, apa sih yang tidak bisa? 

***

*tulisan ini diikutkan dalam kompetisi “Berbagi Cerita bersama BCA”.



2 comments:

  1. Pengalaman KPR

    Saya kredit KPR tahun 2008. Akad dengan pokok 208 juta dan bunga 242 juta (bunga 12% fix efektif atau 7,75% fix flat per tahun selama 15 tahun). Cicilannya 2,5 juta per bulan. Saya lihat perbandingan utang pokok dengan bunga tidak proporsional. Angsuran awal, bunga sangat besar sedangkan pokoknya kecil.

    Saat ini, saya sudah mencicil selama 7 tahun. Jadi uang yang sudah saya setor ke bank adalah 2,5 juta x 12 x 7 = 210 juta. Ternyata pokok utang saya masih 150 juta. Berarti pokok utang yang sudah saya bayar sebesar 208 - 150 = 58 juta. Bunga yang sudah saya bayar selama 7 tahun adalah 210 - 58 = 152 juta. Berarti bunga yang saya bayar 152 / 58 = 262% untuk 7 tahun. Ini setara dengan 262% / 7 = 37%. Gila bener. Padahal harusnya 7.75% per tahun nya. Perbandingan bunga dengan pokok yang tidak proporsional menyebabkan kenaikan bunga dari 7,75% menjadi 37%. INI GILA. Ini lebih besar dari KTA mana pun.

    Gila bener. Perbandingan bunga dan utang pokok yang tidak adil sangat merugikan nasabah. Ini berarti nasabah harus membayar bunga per tahun lebih besar dari yang disepakati. INI ADALAH KECURANGAN.

    Sistem yang adil adalah persentase bunga dan pokok harus sama dari setiap angsuran dari tahun ke tahun. Jika perbandingannya adil, maka utang pokok yang sudah saya bayar adalah (208 / 450 ) x 210 = 97 juta. Sehingga utang pokok saya tinggal 208 - 97 = 111 juta. Berarti saya dicurangi sebanyak 150 - 111 = 39 juta selama 7 tahun. INI GILA.

    WASPADALAH. Saya dicurangi oleh perbankan. Bagaimana dengan ANDA?

    Dan ingatlah. Perbandingan antara bunga dan pokok yang tidak adil ini tidak pernah disebutkan oleh bank manapun. WASPADALAH...WASPADALAH

    ReplyDelete