Pages

Wednesday, December 29, 2010

Crazy-Snowy Bike Tour


“Wah, hebat Mbak Ofi mau sepedaan ke sini. Rotterdam-Delft jauh lagee”

Haha, begitulah komen Fikri -- mantan adek kelas di Sipil UGM yang sekarang lagi kuliah di Delft -- ketika tau rencanaku untuk jalan-jalan ke Delft naik sepeda dari Rotterdam bareng teman-teman. Aku dan beberapa teman memang sempat berencana sepedaan ke Delft.
“Nggak jauh kok mbak, cuma lurus aja. Sekitar 12 km”, begitu kata mas Imam, salah seorang pencetus ide sepedaan ini.

Dan akhirnya, di sore hari yg lumayan ‘hangat’ (4 derajat celcius di musim winter, tehitung hangat di sini) dalam obrolan ringan sepanjang perjalanan ke centrum untuk sekedar cuci mata (ini dalam rangka melepas kecewa selepas nonton kekalahan 0-3 Indonesia VS Malaysia), deal untuk sepedaan Rotterdam-Delft pun tercapai. Kami sepakat untuk memulai petualangan kami keesokan harinya.

Senin 27 Desember 2010. Jam 9 pagi, waktu yang disepakati telah tiba. Sayang, kabut di luar lumayan tebal. Setelah YM-an sana sini, perjalanan ditunda hingga satu jam setelahnya. Rombongan kami berjumlah 9 orang, minus satu orang dari rencana semula karena ada yang tiba-tiba membatalkan diri (ini ungkapan halus dari “ngambek”, seperti yg teman2 serombongan bilang :D).

Perjalanan awal agak kurang mulus. Lapisan salju yang lumayan tebal di beberapa ruas jalan sempat bikin keder. Belum lagi navigator kami yang agaknya “kurang lincah” membaca peta dari gadget barunya (halo Samsung Galaxy.. hehe ). Walhasil kami sempat beberapa kali "menyesuaikan jalan" (kalo yang ini ungkapan halus dari “nyasar” :D, mengkombinasikan petunjuk dari si gadget, rambu-rambu di jalan, serta hasil nanya-nanya dari orang di jalan).

Oya, aku terkesan juga sama bule-bule di sini. Mereka rata-rata (menurutku) ramah, selalu menjawab dengan panjang lebar kalo ditanya-tanya. Di sepanjang perjalanan, kadang ketemu sama bule yang jalan-jalan, sambil bawa anjing atau kuda (antara Rotterdam-Delft kayaknya ada semacam peternakan kuda gitu). Mereka ramah-ramah dengan senyuman dan sapaan “hai..” ke kita-kita. Aku jadi kebawa pede untuk kadang menyapa mereka duluan :D.

Hamparan putih terbentang di sepanjang sisi kiri-kanan jalan. Danau dan aliran sungai yang membeku, serta padang yang permukaannya memutih oleh salju mendominasi perjalanan kami. Beberapa kali perjalanan di-pause karena hasrat ingin foto-foto yang tak tertahankan :D. Setelah hampir desperado karena hawa dingin -4 derajat dan windchill yang beberapa derajat lebih rendah, nyampe juga kami di “Rotterdam coret” dan akhirnya Delft. Melewati kampus TU Delft yang terkenal itu (pas melewati Civil Engineering building, jadi pengen kuliah di sana dan merasa salah jurusan kuliah di IHS-Erasmus, hehe), dan.. this is it! Sampelah kami di centrumnya Delft. Nggak terlalu besar seperti Rotterdam, dengan staadhuis dan gereja di pojok-pojoknya serta pohon natal super besar di tengah-tengahnya. Plus sederet toko-toko souvenir. Ya, menurut yang aku dengar sih, kalo mau nyari souvenir-souvenir Belanda dengan harga agak-agak murah, Delft-lah tempatnya. Di centrum itu, kami juga sempat tergeli-geli mendengar alunan lagu Jingle Bell yang dimainkan dengan irama berbau dangdut oleh sekelompok pemusik jalanan.

Tapiii, menurut teman-teman serombongan (siapa ya? :D ) centrumnya bukan di situ. Ada satu centrum lagi di mana tempat souvenir-souvenir murah sesungguhnya ‘bercokol’. Hmm.. benarkah..? :D. So, kami cuma sebentar aja liat-liat barang di situ sambil sekedar menghangatkan badan yang mati rasa setelah digeber -4 derajat sepanjang sekitar 14 km perjalanan. Belanja souvenirnya nanti, di “another centrum” aja yang katanya lebih murah itu.

Berhubung perut sudah keroncongan, maka diputuskanlah bahwa kami harus mencari tempat dulu untuk membuka bekal lunch kami. Setelah parkir sepeda di Staadhuis, menghangatkan diri bentar di dalam Staadhuis, berunding sana-berunding sini, plus nyari wangsit dari si gadget baru (hihi), kami memutuskan untuk lunch di resto Turki terdekat. Dan karena nggak sopan banget kalo kami cuma numpang makan doang di restoran dengan kotak bekal dari rumah, beberapa porsi pizza turki+lumpia pun dipesan. Di resto itu kami sempatkan juga untuk ke toilet, lumayan, mumpung gratis :D

Usai makan, tibalah waktu untuk.. belanja?? Oh, ternyata belum. Sebagai umat Islam yang taat, kami harus solat dulu dong. Di resto Turki tadi kami sempat nanya mas pelayannya, di mana tempat solat terdekat. Ternyata sepertinya petunjuk yang diberikan oleh mas Turki tadi ngawur adanya. Seorang bule yang kami tanya bilang, bahwa untuk ke masjid terdekat kita masih harus naik tram.

“Is it close..?” tanya salah seorang dari kami.

“Yes, if you get there by tram. But no, if you’re walking.”

O’o. Maka, kami pun berunding lagi. Akhirnya sepakat bahwa kami balik lagi ke centrum. Mbak Eka dan Pak Rizal sempat belanja lukisan “the Girl with Pearl Earring” yang terkenal itu di salah satu toko (eh, atau museum ya, itu? :D). Habis itu kami ngambil sepeda masing-masing dan nyari “another centrum” seperti yang dibilang di atas tadi, yang katanya toko-toko souvenirnya lebih murah. Pas nyampe di depan kampus IHE-UNESCO (tempat Fikri kuliah ya Fik?) sempat ada perdebatan, mau lanjut nyari “another centrum” atau nyari tempat sholat, berhubung waktu sudah masuk asar dan rentang waktu dzuhur-asar-maghrib lumayan singkat di musim winter ini. Kebetulan ada 2 mahasiswa Indonesia di halaman kampus, maka kamipun menanyakan lokasi masjid dan “another centrum” itu. Hahaha, ternyata nggak ada centrum mana-mana lagi selain centrum yang pertama kita kunjungin itu. Oalah.. Kami pun kembali berdebat (sigh): mau balik ke centrum lagi dan belanja souvenir, atau langsung ke masjid.

Walaupun sempat ada wacana (hayah!) bahwa rombongan dibagi dua saja: satu ke centrum, satunya lagi ke masjid, tapi akhirnya diputuskan bahwa rombongan jangan sampe terpecah. Kami ke centrum dulu (balik lagi!), belanja bentar di sana, abis itu ke masjid trus pulang. Okay, kata sepakat tercapai, kami balik lagi ke centrum yang tadi (yang sesungguhnya dari awal pun kita udah nemuin dan udah nyampe sono), parkir sepeda lagi, dan finally, belanja. Horee! But, oh no.. ketua rombongan memutuskan waktu belanja souvenir cuma 15 menit! Hiks, teganyaaa...!

Kelar acara belanja yang tidak manusiawi itu (hihi), meluncurlah kami ke mesjid Turki sesuai arahan dari mas-mas mahasiswa Indonesia yang kami temui di depan kampus tadi. Masjidnya lumayan besar, walopun toiletnya gelap sih, mungkin saklarnya lagi diperbaiki ya. Oya, anehnya di bagian cewek, cuma ada sajadah-sajadah. Nggak ada mukena sebiji pun.

Setelah solat yang dijamak itu, kami pun bersiap pulang. Waktu itu sekitar pukul 4 sore (kayaknya malah sudah jam ½ 5, brarti dah masuk magrib dong ya :D), tapi langit sudah temaram. Perjalanan pulang belum ada seperempatnya, tapi Deary mulai mengeluh capek dan sepedanya berat banget. Jadilah kami bolak balik brenti untuk istirahat di tengah hawa dingin, plus ada acara bongkar-bongkar sepeda doi (hmm, salut buat kekompakan kita ya guys!). Kami pun sempat mampir ke bakery shop untuk istirahat yang sesungguhnya (maksudnya bukan cuma ngetemin sepeda bentar di tengah jalan sambil tetep kedinginan).

Perjalanan pulang terasa lebih lancar, walaupun beberapa kali berhenti gara-gara Deary yang kecapekan tapi nggak ada acara nyasar-nyasar lagi (hehe, kalo nyasar lagi, kebangetan dong ya). Langit pun makin gelap. Sampai akhirnya.. tadaa..!! Pemandangan Albert Heijn dan Bas supermarket yang berdampingan sudah di depan mata! Artinya nggak sampe lima menit lagi kami nyampe di Weenapad tercinta. Ternyata kami lewat rute yang agak berbeda dibandingin pas berangkat tadi. Maklumlah, aku yang lemah banget di spasial ini suka susah banget ngapalin rute :D.

Alhamdulillah, kami tiba di Weenapad -- “rumah” kami -- dengan selamat, sekitar pukul ½ 7 malam. Kulit muka rasanya kebas terlalu lama terpapar hawa dingin. Tapi walaupun capek, kedinginan, kurang puas belanja plus banyak berunding (hihi), perjalanan kali ini benar-benar berkesan. Bayangkan, sepedaan 2x14 km, di suhu -4 derajat celcius, salju di mana-mana.. nekat! But, hey.. we did it!! :D

(To Pak Adhi & his phenomenal Samsung Galaxy :D, Pak Rizaldi, Mas Imam, Mas Heri, Pak Nardi, Mbak Eka, Mbak Vivi, en Deary si Miss lebay nan heboh.. what a great team and trip!)

No comments:

Post a Comment