Berbekal rujukan
dokter keluarga, saya ke poliklinik anak di RSIA Wijaya Kusuma. Sebenarnya
dokter merujuk langsung ke IGD agak tak antri dua kali. Tapi di bagian
pendaftaran rumah sakit menyarankan ke poli anak saja dulu, siapa tahu gak
harus rawat inap alias opname.
Kami mendapat nomor urut 9. Hilmy masih terlihat lumayan ceria dengan tab-nya. Tak lama menunggu, dokter (H. Sugijanto, Sp.A.) memanggil. Begitu tahu bahwa hHilmy sudah mulai panas sejak tanggal 10, dokter langsung ‘memerintahkan’ untuk rawat inap. Kemungkinan besar tifus. Ohya, saat diperiksa dokter dengan termometer (digital, dimasukkan ke telinga) suhu tubuh Hilmy 38.5 derajat. Lewat telepon, dokter menginformasikan suster/staf rumah sakit untuk menyiapkan kamar dan cek lab untuk Hilmy.
Setelahnya saya ke bagian administrasi untuk mengisi berkas, lalu mengantar Hilmy ke ruangan untuk diambil darahnya dan dipasang Hilmy. Nah, mulai di sini Hilmy terlihat ‘kecut’. Padahal sebelumnya di ruang periksa, saat dokter bilang “mondok saja ya”, Hilmy masih sok berkata ke saya, “iya Bun, mondok saja.” Belum tau dia, hehe.
Saat dipasang
infus, menangis juga walaupun tak bersuara. Tapi pas diambil darah,
pertahanannya bobol juga. Hilmy yang memang agak manja dan kurang tahan terhadap
rasa sakit pun menangis lumayan kencang. Ohya, di sini Hilmy dicek temperatur
lagi. Kali ini pakai termometer air raksa dan suhunya 40.4 derajat. Waah, panas
sekali!
Sesuai jatah
Askes, Hilmy mendapat kamar kelas 1. Lumayan nyaman, kamar untuk 1 pasien
dengan AC dan tv. Suster-susternya juga baik dan ramah. Alhamdulillah, bersama
kesulitan ada kemudahan. Fa inna ma’al
usri yusroo, inna ma’al usri yusroo..
Ternyata Hilmy
positif tifus (hasil tes widal 1/160) dan trombositnya juga di bawah normal, hanya
104rb. Harus banyak minum dan makan untuk meningkatkan trombositnya. Tapi
berhubung tifus, makannya cuma bubur.
Ohya, bubur yang
dikasih benar-benar bubur tepung beras
yang halus (bubur sumsum). Lauknya pun cuma tahu telur kuah (tahu yang dihancurkan
dicampur telur lalu dikukus). Kalau pagi bubur sumsum + kuah gula. Beda dengan
Nadaa di RSUD dulu, buburnya agak kasar (bubur beras, bukan tepung beras), dan
dikasih pisang ambon untuk makanan selingan. Sepertinya dokter di RSIA ini
lebih berhati-hati.
bubur halus ala rs untuk hilmy |
Untuk mengatasi
tifusnya, Hilmy diberi obat (antibiotik) lewat injeksi di selang infusnya. Dan
dia selalu nangis kesakitan. Kata Nadaa yang sudah ‘pengalaman’, memang rasanya
sakit/pegal di sepanjang tangan-lengan. Susahnya, ada jadwal pemberian obat saat
tengah malam. Lumayan mengganggu tidurnya.
Selain obat via
injeksi, Hilmy juga harus minum obat per oral, yang sudah disajikan di mangkuk
kecil dan diantar ke kamar setiap kali jadwal minum obat. Volumenya lumayan
banyak sekali minum, sekitar 3-4 sendok takar (campuran sirup dan puyer).
Karena kasihan,
saat visit dokter saya sampaikan perihal Hilmy yang kesakitan itu. Untunglah
dokter mengerti dan meminta perawat agar obatnya diencerkan. Tapi ternyata
walau sudah diencerkan Hilmy masih saja kesakitan. Akhirnya di hari kedua
(malamnya) obat lewat injeksi pun dihentikan dan diganti obat oral semua.
Mungkin karena
trauma sakit saat injeksi obat, Hilmy juga enggan dan marah (menangis) setiap
diambil darahnya untuk cek trombosit. Padahal sebetulnya cuma ditusuk sedikit
di ujung jari. “lebay”, kata Nadaa :D.
Tidur setelah nangis diinjeksi |
Ohya, selama di
RS Hilmy sering mengeluh lapar, pengen makan roti, dsb. Sayang kata dokter
untuk sementara Hilmy hanya boleh makan bubur halus. Bahkan roti tawar pun
belum boleh. Hanya biskuit marie yang boleh. Itu pun setelah saya agak
bernegosiasi :D. “Kalau masih lapar nanti porsi makannya minta dobel saja,”
kata dokter. Dan betulan, tanpa saya minta setelah itu Hilmy diberi 2 porsi
bubur dan lauknya :D.
Syukur
alhamdulillah kondisi Hilmy terus membaik. Tidak panas lagi. Walaupun tensi
darahnya kadang rendah, 60/50, tapi dokter bilang tidak mengapa. Sore hari
pertama trombosit 127rb, hari kedua 139rb, besoknya 148rb. Hari keempat (Sabtu
29 November) trombosit sudah dalam range normal, 183rb. Tensi 90/60, tidak
pusing, perut tidak sakit. Itu artinya, Hilmy boleh pulang, yeaay.. Alhamdulillah.
Sekarang Hilmy
sudah di rumah. Masih harus minum obat, banyak istirahat, dan makannya masih
bubur. InsyaAllah Senin/Selasa besok obatnya habis dan kontrol ke dokter.
Semoga Hilmy segera sehat, pulih, dan tidak sakit-sakit lagi. Aamiin yaa rabbal
‘aalamiin..
Duh, paling nggak tega lihat anak sakit... semoga Hilmy sehat terus dan gak sakit lagi.... ijin follow ya Mbak, kl berkenan, mampir dan follback blogku yaa
ReplyDeleteaamiin.. makasih doanya mbak. makasih juga udah follow blog. saya folbek ya.. ^_^
DeleteSyafaakallah dede' helmi. :)
ReplyDeleteaamiin.. jazakillah tante :)
DeleteHaduh, typus memang gak mengenakkan euy, gak boleh capek, dan harus jaga makanan, :(
ReplyDeleteSmg cepat sembuh ya, Hilmy..
aamiin.. makasih doanya.. :) iya, harus sabar nih.. ini malah anget+demam lagi
DeleteSemoga cepet sembuh yah,,, kasihan liatnya kalau terus berbaring :)
ReplyDelete