Pages

Tuesday, May 20, 2014

Museum Nasional, Its Collections Make Connections



Apa yang langsung terbayang pertama kali saat kata ‘museum’ terdengar? Seperti saya, bagi sebagian orang mungkin terbayang koleksi benda-benda kuno atau bersejarah di dalamnya.

Ada benarnya, walaupun kurang tepat. Menurut KBBI, definisi kata museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni dan ilmu; dan tempat menyimpan barang kuno.

Suasana dalam Museum
sumber: fanpage Museum Nasional
Dengan adanya museum, kita yang hidup di masa sekarang bisa ‘terhubung’ dengan kehidupan di masa lalu, melalui benda-benda yang menjadi koleksinya. Dan di masa yang akan datang, koleksi benda-benda di museum akan ‘menceritakan’ kehidupan kita kepada generasi penerus. Melalui museum pula, kita bisa mengetahui kehidupan dan budaya lain seantero dunia, memperkaya khazanah budaya dan memahami perbedaan antar suku bangsa.

Wow, betapa museum bisa menjadi penghubung antar dimensi ruang dan waktu.

Kita dan Museum

Sayangnya, disadari atau tidak, masih sedikit di antara kita yang tertarik untuk mengunjungi museum. Padahal Indonesia memiliki cukup banyak museum yang cukup beragam. Sebut saja Museum Nasional, Museum Bahari, Museum Tekstil, Museum Bank Indonesia, Museum Geologi, Museum Batik, Museum Wayang, hingga Museum Gempa dan Museum Tsunami.

Dibandingkan dengan museum di luar negeri, khususnya di Eropa dan Amerika Serikat, minat penduduk Indonesia untuk mengunjungi museum lokal masih terbilang rendah. Anak-anak atau murid sekolah kurang dikenalkan dengan museum sejak dini.

Padahal museum merupakan salah satu media pembelajaran. Jika diajak untuk lebih mengenal museum, anak-anak bisa saja menjadi lebih tertarik. Dari museum, anak-anak atau murid sekolah bisa mengenali kehidupan masa lalu, sejarah bangsanya, juga ragam budaya dan keunikan semesta.

Kunjungan Siswa ke Museum
sumber: fanpage Museum Indonesia
Dari mana? Tentu saja dari koleksi benda-benda yang ada di dalamnya. Juga dari kegiatan di dalamnya. Melalui media yang nyata, tentu akan lebih mudah ditangkap dan dipelajari, serta ada ‘bayangan’ yang lebih konkret daripada hanya sekedar membaca buku pelajaran atau mendengarkan penjelasan guru di dalam kelas.

Museum Nasional dan Masyarakat

Di Indonesia, kita boleh berbangga karena memiliki museum yang terbesar di Asia Tenggara, yaitu Museum Nasional. Museum yang dikenal juga sebagai Gedung Gajah ini diklaim memiliki koleksi museum terlengkap di Indonesia. Di websitenya tercatat bahwa museum ini memiliki 240.000 koleksi yang terbagi dalam kategori Histori, Geografi, Prahistori, Numismatik dan Keramik, Etnografi dan Arkeologi.

Museum Nasional
sumber: http://en.wikipedia.org
Tiket masuk ke Museum Nasional murah-meriah. Cukup Rp 5.000,- untuk dewasa dan Rp 2.000,- untuk anak-anak. Bahkan jika berombongan minimum 20 orang, harga tiketnya lebih murah lagi, yaitu Rp 3.000,- untuk dewasa dan Rp 1.000,- untuk anak-anak/pelajar TK s.d SMA. Ringan bukan?

Dalam rangka meningkatkan pelayanan pengunjung, serta untuk meningkatkan minat dan apresiasi terhadap budaya dan koleksi museum, Museum Nasional  memiliki layanan pemanduan atau bimbingan.  Selain dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, pemanduan tur museum juga dilaksanakan dalam bahasa lain seperti Bahasa Perancis, Bahasa Korea dan Bahasa Jepang.

Tak hanya datang berkunjung dan sekedar melihat-lihat koleksi, di Museum Nasional masyarakat bisa menikmati ragam kegiatan yang lain yang lebih bernuansa dinamis dan interaktif seperti pameran, festival, seminar, simposium dan pemutaran film. Dengan aneka kegiatan ini, diharapkan museum lebih memiliki daya tarik bagi masyarakat.

Festival Jurnalisme, salah satu kegiatan interaktif di Museum Nasional
sumber: http://museumnasional.or.id
Harapannya, museum tak hanya sekedar ‘etalase’ untuk dilihat sekali jalan, namun lebih dari itu, museum bisa menyajikan atraksi dan menjadi media yang interaktif bagi masyarakat. Museum tak lagi menjadi tempat yang asing, namun menjadi salah satu alternatif wadah bagi aktivitas masyarakat.

International Museum Day: Museum Collections Make Connections

International Council of Museums (ICOM) menetapkan tanggal 18 Mei sebagai International Museum Day atau Hari Museum Internasional. Sebagai anggota ICOM, tahun ini Museum Nasional ikut serta merayakan International Museum Day 2014 sekaligus untuk memperingati 236 tahun berdirinya, dengan menyelenggarakan Festival Hari Museum Internasional.

Berbagai acara menarik digelar dalam festival ini, di antaranya Pameran Potret Museum Nasional Indonesia, seminar sejarah, lomba kreatifitas (essai dan komik), workshop kreatifitas seni dan kriya, juga pertunjukan film dan kesenian. Festival yang dihelat tanggal 17 – 24 Mei 2014 ini membuka peluang kepada masyarakat untuk berinteraksi lebih dengan museum, khususnya Museum Nasional.  

Pentas Mini Teater Koma di Museum Nasional
menarik antusiasme masyarakat
sumber: fanpage Museum Nasional
Aneka kegiatan tersebut merupakan upaya Museum Nasional untuk lebih melibatkan masyarakat dan meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi museum dan memiliki bonding dengan museum. Hal ini sejalan dengan visi yang diusung yaitu “Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan nasional, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa". Selaras dengan tema International Museum Day kali ini: Museum Collections Make Connections.

Referensi:

 

2 comments:

  1. memang penting untuk membuat kegiatan yang interaktif ya mak...nice posting

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak.. biar pada tertarik :) makasih kunjungannya ya mak.. dah kunjungan balik tp komenku blm muncul :D

      Delete