Cuaca ekstrim. Suhu udara makin
panas. Juga makin banyak bencana. Banjir. Longsor. Badai. Atau cukup katakan
dengan satu frasa: perubahan iklim alias climate change.
Kadang kita tak sadar manusia
sendiri yang menjadi penyebab itu semua. Takut
nggak sih kalau lama-lama bumi akan ‘habis’ oleh manusia?
Dalam 2012 Living Planet Report
yang dirilis oleh WWF, diperingatkan bahwa jika kita
tidak mengubah cara kita dalam ‘memperlakukan bumi’, maka diprediksikan pada
tahun 2030 kita butuh dua bumi [1]. What..?
Dua bumi..? Padahal kita cuma punya satu.
Salah satu bentuk kepedulian WWF Indonesia akan kelestarian bumi dan lingkungan adalah dengan kampanye #IngatLingkungan dengan menyelenggarakan lomba blog ini.
Sebenarnya tak harus susah-susah untuk memulai gaya hidup yang lebih peduli lingkungan, agar umur bumi semakin panjang. Cukup dengan hal-hal sederhana, seperti berikut ini.
No more
plastic-mania
Plastik memang praktis. Sudah ringan, tahan air
pula. Sayangnya si plastik ini sulit terurai. Bahkan menurut DEFRA (Department
for Environment, Food, and Rural Affairs) UK seperti yang dilansir BBC, butuh waktu 500 tahun untuk menguraikan
plastik [2]. Wow! Bagaimana dengan plastik beberapa supermarket
yang katanya degradable itu? Tetap
saja, butuh waktu lebih lama untuk terurai daripada kertas, misalnya.
Padahal saat ini berjuta-juta orang memakai plastik setiap harinya. Di Indonesia saja, jumlah sampah plastik mencapai 26.000 ton per hari [3]. Kebayang nggak sih, sampah plastik yang semakin menggunung dari hari ke hari?
So, yuk yuk, jangan dikit-dikit pakai plastik. Reduce and re-use si plastik ini. Sedia tas belanja yang terbuat dari katun jika mau belanja di supermarket (atau di mana saja). Kalaupun butuh kantong plastik untuk belanjaan yang basah, sedia kantong plastik sendiri dan simpan lagi untuk dipakai ulang.
Padahal saat ini berjuta-juta orang memakai plastik setiap harinya. Di Indonesia saja, jumlah sampah plastik mencapai 26.000 ton per hari [3]. Kebayang nggak sih, sampah plastik yang semakin menggunung dari hari ke hari?
So, yuk yuk, jangan dikit-dikit pakai plastik. Reduce and re-use si plastik ini. Sedia tas belanja yang terbuat dari katun jika mau belanja di supermarket (atau di mana saja). Kalaupun butuh kantong plastik untuk belanjaan yang basah, sedia kantong plastik sendiri dan simpan lagi untuk dipakai ulang.
Bawa tas belanja sendiri yuk sumber: annamariechen.com |
Bawa tempat bekal makan dan minum sendiri juga bisa
mengurangi sampah plastik. Daripada jajan air mineral, lebih irit bawa minum
sendiri. Kalau memungkinkan, saat
membeli makanan untuk dibawa pulang, kita siapkan wadah sendiri. By the way, saat di restoran (atau di
mana saja), menolak memakai sedotan juga bisa mengurangi sampah plastik lho ^_^
Pikir-pikir pakai air
Tahu nggak sih, kalau kita memakai 144 liter air per hari? [4]. Angka tersebut merupakan hasil survey Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya pada 2006. Jangan-jangan jika dilakukan survey lagi sekarang angkanya semakin besar? Wah, jangan sampai ya.
Pikir-pikir pakai air
Tahu nggak sih, kalau kita memakai 144 liter air per hari? [4]. Angka tersebut merupakan hasil survey Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya pada 2006. Jangan-jangan jika dilakukan survey lagi sekarang angkanya semakin besar? Wah, jangan sampai ya.
Jangan biarkan air menetes sia-sia sumber: fabulousmommys.com |
Sebenarnya menghemat air bisa dilakukan dengan sederhana. Saat sedang sikat gigi di
wastafel, apakah kran airnya terus-menerus mengalir? Padahal kita butuh airnya
hanya untuk kumur dan membersihkan sikat saja.
Demikian juga saat mencuci piring di kitchen sink. Ketika menyabuni perabot yang dicuci, kran air ditutup saja dulu. Saat mengalirkan air untuk membilas, kran dibuka seperlunya saja. Lalu, untuk menyiram tanaman, alih-alih menggunakan slang dengan kran air yang full terbuka, lebih baik memilih menggunakan penyiram tanaman dengan lubang kecil-kecil.
Menghemat air bisa juga dilakukan dengan pemakaian berulang. Air bekas mencuci sayuran dan buah, bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Air bilasan cuci pakaian, bisa untuk mencuci motor (paling tidak untuk penyiraman pertama).
Sepeda dan jalan kaki
Selain menyehatkan badan, kita tahu bahwa bersepeda dan berjalan kaki pun menyehatkan lingkungan. Berdasarkan penelitian, emisi karbon bisa dikurangi hingga 2 – 4% hanya dengan mengalihkan 1% perjalanan dengan mobil (kendaraan bermotor) ke perjalanan bersepeda [5].
Demikian juga saat mencuci piring di kitchen sink. Ketika menyabuni perabot yang dicuci, kran air ditutup saja dulu. Saat mengalirkan air untuk membilas, kran dibuka seperlunya saja. Lalu, untuk menyiram tanaman, alih-alih menggunakan slang dengan kran air yang full terbuka, lebih baik memilih menggunakan penyiram tanaman dengan lubang kecil-kecil.
Menghemat air bisa juga dilakukan dengan pemakaian berulang. Air bekas mencuci sayuran dan buah, bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Air bilasan cuci pakaian, bisa untuk mencuci motor (paling tidak untuk penyiraman pertama).
Sepeda dan jalan kaki
Selain menyehatkan badan, kita tahu bahwa bersepeda dan berjalan kaki pun menyehatkan lingkungan. Berdasarkan penelitian, emisi karbon bisa dikurangi hingga 2 – 4% hanya dengan mengalihkan 1% perjalanan dengan mobil (kendaraan bermotor) ke perjalanan bersepeda [5].
Ini sepedaku. Mana sepedamu? sumber: dok. pribadi |
Jika hanya sekedar pergi ke warung di ujung jalan,
yuk tinggalkan dulu motornya dan pakai sepeda atau jalan saja. Atau jika kantor
tidak terlalu jauh (seperti saya, hehe), bisa dicoba minimal sekali seminggu
untuk bersepeda ke kantor, bukan dengan motor atau angkot, apalagi mobil. Sekolah
anak dekat dengan rumah? Biasakan mereka untuk bersepeda (atau jika mungkin,
berjalan kaki) daripada mengantar-jemput dengan motor.
Kertas bekas, kenapa tidak?
Zaman sekarang, siapa sih yang tak butuh kertas? Apalagi di kantor dan di sekolah. Padahal setiap 15 rim kertas ukuran A4 ekivalen dengan satu pohon [6].
Di kantor saya banyak kertas bekas print yang tidak terpakai. Masih banyak karyawan yang memakai kertas HVS baru untuk mengeprint draft. Masih ada juga bos yang hanya mau menerima (draft) dokumen dengan kertas yang baru. Padahal draft tersebut masih mau dicorat-coret dikoreksi. Hmm, sayang sekali.
Kertas bekas, kenapa tidak?
Zaman sekarang, siapa sih yang tak butuh kertas? Apalagi di kantor dan di sekolah. Padahal setiap 15 rim kertas ukuran A4 ekivalen dengan satu pohon [6].
Di kantor saya banyak kertas bekas print yang tidak terpakai. Masih banyak karyawan yang memakai kertas HVS baru untuk mengeprint draft. Masih ada juga bos yang hanya mau menerima (draft) dokumen dengan kertas yang baru. Padahal draft tersebut masih mau dicorat-coret dikoreksi. Hmm, sayang sekali.
Hemat kertas, sayangi pohon sumber: http://uv-blog.uio.no |
Padahal untuk mengeprint draft cukuplah memakai
kertas bekas dulu, yang sebelah sisinya masih kosong. Jika mau mengeprint dokumen
final, baru deh pakai kertas yang baru. Jangan lupa teliti dulu hasilnya di
monitor sebelum di-print, agar tak harus mengulang nge-print yang membuat boros
kertas ^_^
Ohya, di kantor saya ada atasan yang boros kertas, tapi ternyata ada juga salah satu bagian yang sudah menerapkan hemat kertas lho. Selain menggunakan email, untuk surat menyurat ‘lokal’ atau kalangan sendiri, amplop suratnya dibuat sendiri dari kertas HVS bekas yang salah satu sisinya masih kosong. Mungkin ada yang berminat menirunya? ^_^
Hemat listrik bukan pelit
Hemat listrik bukan berarti pelit lho. Okelah kita mampu membayar tagihan listrik semaunya. Masalahnya, pemakaian listrik yang jor-joran sama saja dengan pemborosan energi. Berarti makin banyak emisi CO2 dari pembangkit listrik yang bisa memicu perubahan iklim dan pemanasan global.
Di Amerika, emisi CO2 yang dihasilkan dari bahan bakar pembangkit listrik menempati posisi tertinggi, yaitu 38%. Bahkan lebih besar daripada emisi CO2 dari transportasi dan industri [7]. Itu berarti pemakaian listrik sangat berpengaruh kepada kondisi lingkungan.
Pakai listrik seperlunya yuk. Matikan lampu jika tak perlu dan pilih lampu hemat energi. Pemilihan produk yang hemat energi tak hanya berlaku untuk lampu, tapi untuk semua peralatan listrik. Mungkin agak mahal di awal pembeliannya ya, tapi akan menghemat di kemudian hari, plus juga lebih ramah lingkungan.
Ohya, di kantor saya ada atasan yang boros kertas, tapi ternyata ada juga salah satu bagian yang sudah menerapkan hemat kertas lho. Selain menggunakan email, untuk surat menyurat ‘lokal’ atau kalangan sendiri, amplop suratnya dibuat sendiri dari kertas HVS bekas yang salah satu sisinya masih kosong. Mungkin ada yang berminat menirunya? ^_^
Hemat listrik bukan pelit
Hemat listrik bukan berarti pelit lho. Okelah kita mampu membayar tagihan listrik semaunya. Masalahnya, pemakaian listrik yang jor-joran sama saja dengan pemborosan energi. Berarti makin banyak emisi CO2 dari pembangkit listrik yang bisa memicu perubahan iklim dan pemanasan global.
Di Amerika, emisi CO2 yang dihasilkan dari bahan bakar pembangkit listrik menempati posisi tertinggi, yaitu 38%. Bahkan lebih besar daripada emisi CO2 dari transportasi dan industri [7]. Itu berarti pemakaian listrik sangat berpengaruh kepada kondisi lingkungan.
Pakai listrik seperlunya yuk. Matikan lampu jika tak perlu dan pilih lampu hemat energi. Pemilihan produk yang hemat energi tak hanya berlaku untuk lampu, tapi untuk semua peralatan listrik. Mungkin agak mahal di awal pembeliannya ya, tapi akan menghemat di kemudian hari, plus juga lebih ramah lingkungan.
Ayo, matikan yang tak perlu sumber: buzzle.com |
Untuk ibu-ibu (termasuk saya nih), menggunakan mesin
cuci sesuai dengan kapasitasnya (tidak sedikit-sedikit pakai mesin cuci, atau
malah overloaded), menyeterika
sekalian banyak, bukan satu per satu juga lebih menghemat listrik.
Beberapa kebiasaan kecil juga berkorelasi dengan konsumsi listrik. Kadang memang tidak sadar melakukannya. Misalnya, bolak-balik membuka kulkas, dapat membuat pemakaian energi dan listrik semakin besar. Saat memasak, merencanakan apa saja yang akan diambil dari kulkas akan membantu kita untuk tidak berkali-kali buka-tutup kulkas. Kelihatan sepele, tapi berarti ^_^
Beberapa kebiasaan kecil juga berkorelasi dengan konsumsi listrik. Kadang memang tidak sadar melakukannya. Misalnya, bolak-balik membuka kulkas, dapat membuat pemakaian energi dan listrik semakin besar. Saat memasak, merencanakan apa saja yang akan diambil dari kulkas akan membantu kita untuk tidak berkali-kali buka-tutup kulkas. Kelihatan sepele, tapi berarti ^_^
Beberapa contoh di atas hanya sebagian kecil dari cara yang bisa kita lakukan untuk menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Nah, agar masyarakat bisa semakin peduli lingkungan, kita butuh sosok pemimpin yang peduli lingkungan juga. Apalagi jelang Pemilu begini. Para caleg yang terhormat, jangan mau dong ah, poster dirinya dipasang dengan maku-maku pohon, misalnya. Kalau perlu, bahan untuk posternya dibuat dari kertas daur ulang :)
Partai-partai, tak usahlah pawai kampanye dengan arak-arakan sepeda motor. Apalagi dengan suara knalpot yang sengaja dibuat berisik. Coba diganti dengan sepeda, atau jalan sehat. Lebih hemat energi, ramah lingkungan, minim polusi – termasuk polusi suara. Harapannya, jika kelak seorang caleg terpilih mewakili rakyat, yang bersangkutan bisa mencontohkan gaya hidup ramah lingkungan.
Yuk, yuk.. ramai-ramai kita
peduli lingkungan untuk selamatkan bumi. Karena
kita hanya punya satu bumi, tak ada yang lain lagi.
REFERENSI
http://www.huffingtonpost.co.uk/2012/05/16/wwf-warns-that-we-will-need-two-earths-by-2030_n_1520449.html.WWF Living Planet Report Warns That By 2030 Two Earths Will Be Needed To Sustain Our Lifestyles
- http://news.bbc.co.uk/dna/place-lancashire/plain/A28808490. Plastic Bags and the Environment
- http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2014/01/140118_bisnis_sosial_greeneration.shtml. Upaya mengurangi jutaan kantong plastik
- http://ciptakarya.pu.go.id/v3/?act=vin&nid=101. Satu Orang Indonesia Konsumsi Air Rata-rata 144 Liter per Hari
- Litman, T. (2002). The costs of automobile dependency and the benefits of balanced transportation, Victoria, BC: Victoria Policy Transport Institute
- http://www.p-wec.org/en/go-green/saving-paper-is-saving-the-forests. Saving Paper is Saving the Forests
- http://www.epa.gov/climatechange/ghgemissions/gases/co2.html. Overview of Greenhouse Gases
semoga menang ya mbak, udah oke tuh paragrafnya :)
ReplyDeleteya mbak. makasih ya.. :)
DeleteYuk kita sama-sama menjaga linkungan
ReplyDeleteBtw judulnya keren mba