Apa yang langsung terbayang pertama kali saat kata ‘museum’ terdengar?
Seperti saya, bagi sebagian orang mungkin terbayang koleksi benda-benda kuno
atau bersejarah di dalamnya.
Ada benarnya, walaupun kurang tepat. Menurut KBBI, definisi kata museum
adalah gedung
yang digunakan
sebagai tempat
untuk
pameran
tetap
benda-benda
yang patut
mendapat
perhatian
umum,
seperti peninggalan
sejarah,
seni
dan
ilmu;
dan tempat
menyimpan
barang
kuno.
Dengan adanya museum, kita yang hidup di masa sekarang bisa ‘terhubung’
dengan kehidupan di masa lalu, melalui benda-benda yang menjadi koleksinya. Dan
di masa yang akan datang, koleksi benda-benda di museum akan ‘menceritakan’
kehidupan kita kepada generasi penerus. Melalui museum pula, kita bisa
mengetahui kehidupan dan budaya lain seantero dunia, memperkaya khazanah budaya
dan memahami perbedaan antar suku bangsa.
Wow, betapa museum bisa menjadi penghubung antar dimensi ruang dan waktu.
Kita dan Museum
Sayangnya, disadari atau tidak, masih sedikit di antara kita yang tertarik
untuk mengunjungi museum. Padahal Indonesia memiliki cukup banyak museum yang
cukup beragam. Sebut saja Museum Nasional, Museum Bahari, Museum Tekstil,
Museum Bank Indonesia, Museum Geologi, Museum Batik, Museum Wayang, hingga
Museum Gempa dan Museum Tsunami.
Dibandingkan dengan museum di luar negeri, khususnya di Eropa dan Amerika
Serikat, minat penduduk Indonesia untuk mengunjungi museum lokal masih
terbilang rendah. Anak-anak atau murid sekolah kurang dikenalkan dengan museum
sejak dini.
Padahal museum merupakan salah satu media pembelajaran. Jika diajak untuk
lebih mengenal museum, anak-anak bisa saja menjadi lebih tertarik. Dari museum,
anak-anak atau murid sekolah bisa mengenali kehidupan masa lalu, sejarah
bangsanya, juga ragam budaya dan keunikan semesta.
Dari mana? Tentu saja dari koleksi benda-benda yang ada di dalamnya.
Juga dari kegiatan di dalamnya. Melalui media yang nyata, tentu akan lebih mudah ditangkap dan dipelajari,
serta ada ‘bayangan’ yang lebih konkret daripada hanya sekedar membaca buku
pelajaran atau mendengarkan penjelasan guru di dalam kelas.
Museum Nasional dan Masyarakat
Di Indonesia, kita boleh berbangga karena memiliki museum yang terbesar di
Asia Tenggara, yaitu Museum Nasional. Museum yang dikenal juga sebagai Gedung
Gajah ini diklaim memiliki koleksi museum terlengkap di Indonesia. Di
websitenya tercatat bahwa museum ini memiliki 240.000 koleksi yang terbagi
dalam kategori Histori, Geografi, Prahistori, Numismatik dan Keramik, Etnografi dan
Arkeologi.
Tiket masuk ke Museum Nasional murah-meriah. Cukup Rp 5.000,- untuk dewasa
dan Rp 2.000,- untuk anak-anak. Bahkan jika berombongan minimum 20 orang, harga
tiketnya lebih murah lagi, yaitu Rp 3.000,- untuk dewasa dan Rp 1.000,- untuk
anak-anak/pelajar TK s.d SMA. Ringan bukan?
Dalam rangka meningkatkan pelayanan pengunjung, serta untuk meningkatkan
minat dan apresiasi terhadap budaya dan koleksi museum, Museum Nasional memiliki layanan pemanduan
atau
bimbingan. Selain
dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, pemanduan tur museum juga dilaksanakan
dalam bahasa lain seperti Bahasa Perancis, Bahasa Korea dan Bahasa Jepang.
Tak hanya datang berkunjung dan sekedar melihat-lihat koleksi, di Museum
Nasional masyarakat bisa menikmati ragam kegiatan yang lain yang lebih bernuansa dinamis dan interaktif seperti pameran,
festival, seminar, simposium dan pemutaran film. Dengan aneka kegiatan ini, diharapkan
museum lebih memiliki daya tarik bagi masyarakat.
Festival Jurnalisme, salah satu kegiatan interaktif di Museum Nasional sumber: http://museumnasional.or.id |
Harapannya, museum tak hanya sekedar ‘etalase’ untuk dilihat sekali jalan,
namun lebih dari itu, museum bisa menyajikan atraksi dan menjadi media yang
interaktif bagi masyarakat. Museum tak lagi menjadi tempat yang asing, namun
menjadi salah satu alternatif wadah bagi aktivitas masyarakat.
International Museum Day: Museum Collections Make Connections
International Council of Museums (ICOM)
menetapkan tanggal 18 Mei sebagai International Museum Day atau Hari Museum
Internasional. Sebagai anggota ICOM, tahun ini Museum Nasional ikut serta
merayakan International Museum Day 2014 sekaligus untuk memperingati 236 tahun
berdirinya, dengan menyelenggarakan Festival Hari Museum Internasional.
Berbagai acara menarik digelar dalam festival ini, di antaranya Pameran
Potret Museum Nasional Indonesia, seminar sejarah, lomba kreatifitas (essai dan
komik), workshop kreatifitas seni dan kriya, juga pertunjukan film dan
kesenian. Festival yang dihelat tanggal 17 – 24 Mei 2014 ini membuka peluang kepada masyarakat untuk
berinteraksi lebih dengan museum, khususnya Museum Nasional.
Pentas Mini Teater Koma di Museum Nasional menarik antusiasme masyarakat sumber: fanpage Museum Nasional |
Aneka kegiatan tersebut merupakan upaya Museum Nasional untuk lebih
melibatkan masyarakat dan meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi
museum dan memiliki bonding dengan
museum. Hal ini sejalan dengan visi yang diusung yaitu “Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata
yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan
terhadap kebudayaan nasional, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar
bangsa". Selaras dengan tema International Museum Day kali
ini: Museum Collections Make Connections.
Referensi:
memang penting untuk membuat kegiatan yang interaktif ya mak...nice posting
ReplyDeleteiya mak.. biar pada tertarik :) makasih kunjungannya ya mak.. dah kunjungan balik tp komenku blm muncul :D
Delete